kisahjelas.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memberikan informasi terbaru mengenai rencana pembangunan LRT di Bali. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengusulkan untuk mengembangkan LRT dengan empat jaringan berbeda. Direktur Jenderal Perkeretapian Kemenhub, Risal Wasal, menyampaikan bahwa untuk rincian lebih lanjut tentang rencana tersebut, sebaiknya dikonfirmasi kepada Pemprov Bali. Namun, dia menginformasikan bahwa saat ini sedang berlangsung studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk pembangunan LRT yang menghubungkan Bandara Ngurah Rai dengan Seminyak. Kegiatan ini didukung oleh pihak Korea Selatan.
” Baca Juga: Kontroversi P Diddy dan Penurunan Kekayaan “
Risal menjelaskan bahwa studi kelayakan ini merupakan tahap pertama yang ditujukan untuk menilai kelayakan pembangunan LRT di rute tersebut. Selain itu, dia mengungkapkan bahwa Pemprov Bali, bersama dengan perusahaan daerah, berencana untuk memperpanjang jaringan LRT yang ada. Salah satu tujuan dari perpanjangan ini adalah untuk menghubungkan Bali hingga Canggu. Untuk mencapai itu, mereka sedang mencari alternatif pembiayaan, baik melalui proyek kemitraan publik-swasta (PPP) maupun pinjaman, serta kreativitas lain dalam pendanaan.
Kementerian Perhubungan juga menyampaikan bahwa Bali berencana untuk membangun empat jaringan LRT. Oleh karena itu, kajian yang dilakukan menjadi lebih mendalam. Dalam usulan tersebut, rute pertama adalah dari bandara ke Canggu, sedangkan rute kedua menghubungkan bandara ke arah Denpasar melalui Sanur. Rute ketiga ditujukan untuk menghubungkan ke Nusa Dua, dan rute keempat akan melingkari Pulau Bali. Rencana ini tentunya memerlukan anggaran yang cukup besar.
” Baca Juga: Serangan Israel ke Markas UNIFIL: Tanggapan Dunia “
Risal menambahkan bahwa LRT yang direncanakan akan dibangun dalam format bawah tanah (underground) untuk menghormati tempat-tempat ibadah yang ada di Bali. Mengingat budaya lokal yang mengutamakan kesucian tempat ibadah, keputusan untuk membangun LRT di dalam tanah ini menjadi salah satu pertimbangan penting dalam proses perencanaan. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian budaya serta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.