Kasus Eksploitasi Mantan Pemain Sirkus OCI Ini 5 Faktanya
kisahjelas.com – Kasus dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) terus menyedot perhatian publik. Sejumlah mantan pemain sirkus mengungkap pengalaman mereka selama puluhan tahun tampil di sirkus tersebut.
“Baca Juga: Pentingnya Gizi Seimbang bagi Anak Berkebutuhan Khusus“
Ida, Butet, dan Vivi mengaku mengalami kekerasan fisik selama berada di bawah naungan OCI.
Mereka menyebut pernah dirantai, disetrum, dan dipisahkan dari anak-anak saat masih aktif tampil.
Idayang, salah satu korban, bergabung dengan OCI sejak usia lima tahun pada 1976.
Pelatih membawanya ke kawasan Cisarua, Bogor, untuk menjalani latihan sirkus secara ketat.
Idayang mengatakan ia kerap disiksa jika salah melakukan gerakan dalam latihan.
Para korban juga menyebut telah bekerja tanpa perlindungan hukum atau kontrak jelas.
OCI bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia untuk menggelar pertunjukan sirkus.
Para mantan pemain mengklaim pernah tampil di area pertunjukan milik TSI di Cisarua.
Mereka mengaku terlibat langsung dalam hiburan sirkus yang disaksikan banyak wisatawan.
Namun, para pemain menyebut tak mendapat gaji yang layak atau perlakuan manusiawi.
Enam mantan pemain menggugat TSI dengan somasi pada Oktober 2024 lalu.
Mereka menuntut kompensasi senilai Rp3,1 miliar atas penderitaan fisik dan hak yang dilanggar.
Somasi juga menyoroti perlakuan tidak manusiawi selama mereka mengabdi di dunia sirkus.
Para korban berharap mendapat keadilan atas masa lalu mereka yang penuh tekanan dan eksploitasi.
Taman Safari Indonesia menegaskan bahwa mereka bukan entitas yang sama dengan OCI.
TSI mengklaim bahwa para pemain sirkus tersebut tidak pernah menjadi pegawai resminya.
Pihak TSI menyebut hubungan mereka dengan OCI hanya sebatas kerja sama pertunjukan.
TSI juga menyatakan tidak terlibat dalam pelatihan maupun pengelolaan para pemain sirkus.
“Baca Juga: Fakta Dokter di Garut Terlibat Kasus Pelecehan Seksual“
Komnas HAM mendorong penyelesaian kasus ini melalui jalur hukum.
Komisioner Uli Parulian meminta kejelasan soal asal-usul dan identitas para korban.
Ia menekankan pentingnya mengungkap status hukum anak-anak yang dulu tampil di sirkus.
Sementara itu, kepolisian menyatakan siap menyelidiki jika menerima laporan resmi.