Gen Z Sulit Dapat Kerja karena Skill Tak Relevan
kisahjelas.com – Gen Z sebagai generasi pencari kerja masa kini harus memahami dengan baik kondisi dan kebutuhan industri yang terus berubah. Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Cris Kuntadi, menekankan pentingnya wawasan terhadap tren industri agar peluang kerja bisa dimanfaatkan secara maksimal. Industri kini bergerak secara dinamis, mengikuti perkembangan teknologi, digitalisasi, dan perubahan perilaku pasar global.
Sayangnya, banyak pencari kerja dari kalangan Gen Z belum mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan ini. Mereka sering kali hanya mengandalkan latar belakang pendidikan formal tanpa memperbarui kemampuan sesuai kebutuhan terbaru. Jika ingin bersaing dan diterima di dunia kerja, mereka harus proaktif mempelajari tren industri dan meningkatkan kompetensi sesuai permintaan pasar.
Mengenal arah perkembangan industri bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi menjadi kebutuhan mutlak untuk meraih peluang karier yang lebih luas. Ketika Gen Z gagal menyesuaikan diri, maka persaingan dalam mendapatkan pekerjaan menjadi semakin berat, apalagi di tengah kondisi ekonomi global yang belum stabil.
“Baca Juga: Prodi Baru di Universitas Negeri Malang 2025”
Cris Kuntadi mengidentifikasi dua masalah utama yang menjadi penghambat besar bagi pencari kerja, khususnya Gen Z. Pertama adalah kesenjangan keterampilan atau skill mismatch, di mana kemampuan yang dimiliki pencari kerja tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Kedua adalah minimnya akses informasi mengenai lowongan pekerjaan yang tersedia.
Kondisi ini menciptakan situasi paradoksal: banyak lowongan kerja tetap terbuka, tetapi tidak bisa terisi karena kandidat tidak memenuhi kualifikasi. Banyak yang belum menyadari pentingnya membangun skill spesifik yang sesuai kebutuhan pasar seperti kemampuan digital, komunikasi profesional, atau literasi teknologi.
Selain itu, informasi mengenai lowongan kerja belum tersebar merata. Banyak pencari kerja hanya mengandalkan media sosial atau kabar dari teman. Padahal, saat ini banyak platform digital yang menyediakan data peluang kerja, termasuk dari pemerintah maupun swasta, yang bisa diakses secara gratis.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyoroti pentingnya peningkatan kompetensi sebagai kunci utama Mereka bisa menembus ketatnya persaingan dunia kerja. Ia menegaskan bahwa saat ini pendidikan formal bukan satu-satunya jalan untuk mengasah kemampuan. Gen Z bisa memanfaatkan berbagai kanal lain seperti Balai Latihan Kerja (BLK), kursus daring, hingga media sosial.
Platform digital seperti YouTube, LinkedIn Learning, atau Coursera bisa menjadi sarana belajar otodidak yang efektif. Ada juga dianjurkan membangun portofolio sejak dini. Dengan portofolio yang kuat dan relevan, mereka akan lebih mudah menunjukkan bukti kompetensinya kepada calon pemberi kerja.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, kemampuan beradaptasi dan belajar mandiri menjadi nilai tambah yang sangat berharga. Gen Z harus berani mengambil langkah konkret untuk meningkatkan daya saing mereka agar tidak tertinggal dalam persaingan kerja yang semakin ketat dan kompetitif.
“Baca Juga: 5 Contoh Sikap Sederhana agar Disukai Banyak Orang”