Kisah jelas – Jepang tengah menghadapi krisis populasi yang semakin mengkhawatirkan, ditandai dengan penurunan jumlah bayi yang lahir dan penurunan angka pernikahan. Berikut adalah rincian mengenai penurunan populasi yang terjadi dan dampaknya terhadap negara matahari terbit ini.
Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir di Jepang pada periode Januari hingga Juni 2024 menurun sebesar 5,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai angka terendah sepanjang sejarah, yakni 350.074 bayi. Menurut pejabat Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, angka ini adalah yang terendah sejak data tersebut mulai dicatat pada tahun 1969. Jika tren penurunan ini berlanjut, jumlah kelahiran tahunan di Jepang, tanpa memasukkan bayi dari warga asing, berpotensi turun di bawah 700.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
“Baca juga: Ibu Hamil Naik dan Turun Tangga, Amankah?”
Angka pernikahan di Jepang juga menunjukkan penurunan signifikan. Pada paruh pertama tahun 2024, jumlah pasangan yang menikah menurun 1,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 491.462. Meskipun terjadi sedikit kenaikan sebesar 0,9 persen pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka pernikahan ini tetap menunjukkan penurunan tren yang berkelanjutan. Penurunan jumlah pernikahan ini berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran dan memperburuk masalah krisis populasi yang sedang dihadapi Jepang.
Penurunan populasi yang signifikan memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan di Jepang. Jumlah kematian pada periode yang sama meningkat 1,8 persen menjadi 811.819, yang menyebabkan penurunan populasi sebesar 461.745 orang. Tren ini dapat memicu berbagai masalah, termasuk potensi runtuhnya bisnis dan layanan pemerintah daerah karena berkurangnya jumlah pekerja dan konsumen. Selain itu, sistem jaminan sosial, termasuk perawatan kesehatan dan pensiun, dapat tertekan akibat penurunan jumlah penduduk aktif yang menyumbang iuran.
“Simak juga: Bisphenol A atau BPA Sumber Paparan Utama Bukan dari Galon”
Pemerintah Jepang melihat periode saat ini hingga awal tahun 2030-an sebagai kesempatan terakhir untuk membalikkan tren penurunan angka kelahiran. Oleh karena itu, pemerintah telah berjanji untuk menerapkan langkah-langkah inovatif dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk mengatasi masalah ini dan memastikan keberlanjutan populasi di masa depan.
Dengan tantangan Jepang Menghadapi Krisis yang semakin besar, Jepang harus segera mengatasi krisis ini untuk menghindari dampak jangka panjang. Yang dapat memengaruhi seluruh sektor kehidupan di negara tersebut.