Kisah Jelas – Menurut data terbaru dari AFPI, hingga Mei 2024, sebanyak 129 juta orang di Indonesia telah memanfaatkan layanan pinjaman online. Total dana pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 874,5 triliun, dengan porsi terbesar sebesar 30,61% dialokasikan untuk sektor produktif.
Ketua Umum AFPI, Entjik S. Djafar, menekankan komitmen lembaganya untuk memberantas praktik pinjaman online (pinjol) ilegal serta meningkatkan literasi keuangan di masyarakat. Dengan besarnya angka pinjaman yang terdaftar, upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai risiko dan manfaat pinjaman online menjadi sangat penting.
“Simak Juga: Paskibraka, Gaji sebagai Imbalan atas Pengabdian dan Dedikasi”
Riset dari EY MSME Market Study & Policy Advocacy memperkirakan bahwa total kebutuhan pembiayaan sektor usaha kecil dan menengah pada tahun 2026 akan mencapai Rp 4.300 triliun. Namun, kemampuan pendanaan yang tersedia saat ini di Indonesia hanya sekitar Rp 1.900 triliun. Selisih sebesar Rp 2.400 triliun tersebut menjadi target utama untuk dipenuhi oleh perusahaan pinjaman online. Penambahan sumber pembiayaan melalui fintech lending diharapkan dapat menutupi kekurangan tersebut. Selain itu, juga membantu memperkuat sektor usaha kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Upaya ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agusman, melaporkan bahwa penggunaan pinjol terus meningkat dengan pertumbuhan pembiayaan mencapai 26% secara tahunan. Ini menjadikannya sebagai sektor dengan pertumbuhan tertinggi dalam industri keuangan. Selain itu, kualitas kredit macet atau non-performing loan (NPL) di fintech lending juga tergolong rendah, yakni hanya 2,7%.
Agusman menambahkan, “Pertumbuhan fintech lending yang mencapai 26% tahun ini. Kondisi ini menandakan bahwa ini adalah institusi keuangan dengan pertumbuhan tercepat di negeri ini. Dengan kualitas NPL yang terjaga di angka 2,7%, ini mencerminkan kerja keras pelaku industri untuk memastikan kelangsungan dan keberhasilan jangka panjang sektor ini. Upaya ini tidak hanya menunjukkan stabilitas, tetapi juga komitmen untuk memberikan solusi finansial yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.”
“Baca Juga: China Krisis Kelahiran, Reformasi Pernikahan dan Perceraian”