kisahjelas.com – CEO Telegram, Pavel Durov, akhirnya memberikan pernyataan setelah 12 hari penangkapannya di Prancis. Pavel Durov dibebaskan dengan uang jaminan sebesar 5 juta Euro. Dalam pernyataan yang diposting melalui akun Telegramnya, Durov menyebut penangkapannya mengejutkan dan tidak adil. Ia mengakui bahwa pengelolaan Telegram semakin sulit, dan berjanji akan melakukan perbaikan signifikan pada platform tersebut.
” Baca Juga: Capaian Transportasi Era Jokowi Di Hub Space 2024 “
Durov ditangkap atas tuduhan bahwa Telegram digunakan sebagai sarana kejahatan, termasuk penyebaran pornografi anak, obat-obatan terlarang, dan software peretasan. Selain itu, Telegram dituduh tidak bekerjasama dalam penyelidikan aktivitas ilegal. Namun, Durov membela dirinya dengan menyatakan bahwa penangkapannya tidak tepat. Ia menjelaskan bahwa Telegram memiliki perwakilan resmi di Uni Eropa yang dapat dihubungi oleh otoritas hukum. Alamat email perwakilan tersebut tersedia secara publik dan bisa ditemukan dengan mudah.
Durov juga menekankan bahwa pihak berwajib Prancis memiliki berbagai cara untuk menghubunginya. Sebagai pemegang paspor Prancis yang sering mengunjungi konsulat Prancis di Dubai, ia bahkan pernah membantu Prancis membuat hotline Telegram untuk menangani masalah terorisme. Hal ini menunjukkan bahwa Durov sebelumnya sudah berusaha bekerjasama dengan pemerintah Prancis.
Dalam pembelaannya, Durov juga mengkritik aturan hukum yang digunakan untuk menjeratnya. Menurutnya, menggunakan hukum yang dibuat sebelum era ponsel pintar untuk menghukum CEO atas kejahatan yang dilakukan pengguna platform adalah langkah yang salah. Durov menilai hal ini justru akan menghalangi orang-orang untuk menciptakan layanan baru yang inovatif di masa depan.
Di akhir pernyataannya, Durov mengakui bahwa Telegram tidak sempurna, terutama dalam hal kemudahan pihak berwajib untuk menemukan kontak pengaduan. Ia berjanji bahwa Telegram akan meningkatkan aspek tersebut. Selain itu, ia membantah klaim bahwa Telegram adalah tempat yang aman bagi para pelaku kriminal. Durov menjelaskan bahwa Telegram menghapus jutaan postingan dan kanal berbahaya setiap hari serta mempublikasikan laporan transparansi.
” Baca Juga: BKI Dan Komitmen Ekonomi Hijau Di Hub Space 2024 “
Telegram kini memiliki 950 juta pengguna, dan pertumbuhan ini membawa tantangan baru, termasuk meningkatnya kasus penyalahgunaan platform oleh kriminal. Durov menegaskan bahwa target pribadinya adalah memastikan Telegram meningkatkan aspek moderasi dan keamanan untuk mengatasi masalah ini.