Kisah jelas – Melihat darah di toilet setelah menggunakan kamar mandi bisa menjadi pengalaman yang mengejutkan. Banyak orang mungkin merasa cemas atau bahkan malu untuk membicarakan masalah ini. Namun, penting untuk tidak mengabaikan gejala ini, karena bisa saja menjadi pertanda adanya kondisi medis serius, seperti kanker usus besar atau kolorektal.
Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa meskipun ada berbagai penyebab yang bisa memicu keluarnya darah dari rektum, tanda ini tidak boleh diabaikan begitu saja. Menurut laporan dari Health, jika darah dalam tinja disebabkan oleh kanker, darah tersebut dapat muncul dalam tinja itu sendiri atau pada tisu toilet, dan warnanya dapat bervariasi dari merah terang hingga hitam.
“Jika Anda terus mengalami pendarahan rektal selama beberapa hari, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan,” saran Felice Schnoll-Sussman, MD, seorang ahli gastroenterologi di Weill Cornell Medicine. Penanganan dini dapat sangat mempengaruhi hasil diagnosis dan pengobatan.
“Baca juga: Mencegah Kanker dengan Menghindari Kebiasaan Sehari-hari yang Berpotensi Berbahaya”
Namun, tidak semua pendarahan rektal merupakan tanda kanker kolorektal. Dalam beberapa kasus, darah dalam tinja mungkin disebabkan oleh kondisi yang lebih jinak, seperti wasir, atau buang air besar yang keras. “Banyak penyebab pendarahan rektum tidak ada hubungannya dengan kanker usus besar dan merupakan hal yang sepenuhnya tidak berbahaya,” tambah Dr. Schnoll-Sussman.
Wasir adalah pembengkakan di pembuluh darah di sekitar anus atau bagian bawah rektum, dan bisa menyebabkan pendarahan saat berdehem atau mengejan. Selain itu, tinja yang keras juga dapat menyebabkan iritasi dan pendarahan ringan.
Salah satu ciri khas pendarahan terkait kanker usus besar adalah variasi warna dan penampilan darah. Beberapa orang mungkin melihat darah berwarna merah terang, sedangkan yang lain mungkin mengalami melena, yaitu tinja yang berwarna hitam akibat pendarahan dari bagian atas saluran pencernaan.
“Darah dalam tinja yang terlihat dapat disebabkan oleh polip—pertumbuhan prakanker—atau tumor,” kata Jatin Roper, MD, asisten profesor kedokteran di Divisi Gastroenterologi, Fakultas Kedokteran Universitas Duke. Polip adalah benjolan kecil pada lapisan usus besar yang dapat berkembang menjadi kanker jika tidak diobati.
“Saat polip tumbuh menjadi lebih besar atau berkembang menjadi kanker, pembuluh darah yang ada dapat meluas. Ini dapat mengiritasi dan menyebabkan pendarahan saat tinja melewati saluran pencernaan,” tambah Dr. Roper.
Penampakan darah dalam tinja bisa sangat bervariasi tergantung pada lokasi kanker di dalam usus besar. Jika kanker berada di sisi kiri usus besar, yaitu lebih dekat ke anus. Darah yang keluar kemungkinan besar berupa darah merah segar bercampur dengan tinja biasa.
“Tergantung sejauh mana darah harus mengalir melalui saluran pencernaan. Tinjanya bisa saja berwarna hitam (melena) atau merah marun,” jelas Dr. Roper. Pendarahan yang berwarna hitam biasanya menunjukkan bahwa darah telah berada di dalam saluran pencernaan cukup lama. Dan sering kali merupakan tanda bahwa pendarahan terjadi di bagian atas saluran pencernaan.
“Simak juga: Penyebab Ambeien, Gejala, Pengobatan, dan Rekomendasi Klinik Spesialis”
Meskipun pendarahan rektal tidak selalu berarti kanker usus besar, setiap tanda pendarahan yang tidak normal harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan medis. Jika Anda mengalami pendarahan rektal yang tidak kunjung hilang atau mengalami perubahan dalam pola buang air besar. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, tegas Dr. Schnoll-Sussman.
Melalui deteksi dini dan penanganan yang tepat, banyak kasus kanker usus besar dapat diobati dengan lebih efektif. Jadi, jangan abaikan gejala, dan pastikan untuk menjaga kesehatan pencernaan Anda dengan konsultasi rutin dan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan.