Kisah jelas – In vitro fertilization (IVF) atau program bayi tabung sering kali menjadi jalan terakhir bagi pasangan yang berjuang untuk memiliki anak. Meskipun metode ini telah memberikan harapan bagi banyak pasangan, tidak sedikit juga yang mengalami kegagalan. Artikel ini akan membahas berbagai faktor penyebab kegagalan dalam program bayi tabung dan bagaimana cara untuk mengatasinya.
Program bayi tabung adalah teknik reproduksi berbantu yang melibatkan fertilisasi sel telur di luar tubuh wanita. Proses ini meliputi pengambilan sel telur dari ovarium, pembuahan di laboratorium, dan kemudian menanamkan embrio yang terbentuk ke dalam rahim wanita. Tujuan dari IVF adalah untuk mengatasi masalah kesuburan yang mungkin tidak dapat diatasi melalui metode alami.
“Baca juga: Menjaga Kesehatan Ginjal Anak, IDAI Bagikan Lima Tips Penting”
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan bayi tabung adalah usia. Menurut dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp. O. G, Subsp. F. E. R., Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, usia yang lebih dari 35 tahun dapat menjadi penghambat signifikan bagi keberhasilan program ini. Di Rumah Sakit Pondok Indah, data menunjukkan bahwa persentase keberhasilan IVF untuk wanita di usia 35-37 tahun adalah 36,8 persen. Namun, angka ini menurun drastis ketika usia wanita mencapai 40 tahun, dengan tingkat keberhasilan hanya sekitar 26,67 persen.
Penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes melitus juga dapat mempengaruhi hasil dari program bayi tabung. Kedua kondisi ini dapat memengaruhi kualitas sperma dan sel telur, serta kesehatan rahim dan lingkungan reproduksi secara keseluruhan. “Jika pasangan memiliki penyakit tertentu, penting untuk mengontrol dan mengelola kondisi tersebut sebelum memulai program IVF,” jelas dr. Upik.
Kualitas sel telur dan sperma sangat menentukan keberhasilan IVF. Faktor-faktor seperti usia, pola makan, gaya hidup, dan kondisi medis dapat memengaruhi kualitas sel telur dan sperma. Sel telur yang lebih tua atau sperma yang kurang sehat dapat mengurangi peluang terjadinya kehamilan yang sukses.
Lingkungan dan pola hidup sehari-hari juga memainkan peran penting dalam keberhasilan program bayi tabung. Stres, pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat mempengaruhi hasil IVF. Dr. Upik menyarankan pasangan untuk menerapkan pola hidup sehat, yang meliputi konsumsi makanan bergizi, olahraga teratur, menjaga pola tidur, dan mengonsumsi cukup air.
“Simak juga: Penyebab Ambeien, Gejala, Pengobatan, dan Rekomendasi Klinik Spesialis”
Keberhasilan IVF juga bergantung pada kualitas embrio yang ditanamkan. Embrio yang berkualitas buruk cenderung memiliki peluang lebih kecil untuk berkembang menjadi kehamilan yang berhasil. Selain itu, teknik laboratorium dan keterampilan tim medis juga mempengaruhi hasil akhir. Kesalahan dalam proses pemilihan atau penanganan embrio dapat mempengaruhi hasil IVF.
Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Peluang Keberhasilan:
Program bayi tabung bisa menjadi solusi efektif bagi pasangan yang mengalami kesulitan dalam memiliki anak, namun tidak semua proses ini berjalan mulus. Berbagai faktor seperti usia, kondisi kesehatan, kualitas sel telur dan sperma, serta pola hidup memainkan peran penting dalam keberhasilan IVF. Dengan memahami faktor-faktor ini dan mengambil langkah-langkah proaktif, pasangan dapat meningkatkan peluang mereka untuk berhasil dalam program bayi tabung.