Kang Dedi Mulyadi Disorot Usai Wanita Curhat soal Ibunya
kisahjelas.com –Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, kembali menjadi sorotan warganet setelah kebijakan pendidikan berbasis barak militernya ramai dibahas. Kebijakan tersebut menyasar anak-anak yang sering membuat onar seperti tawuran, pergaulan bebas, atau tindakan kenakalan remaja lainnya.
Meski menuai pro dan kontra, banyak masyarakat justru menyambut positif langkah tegas Kang Dedi Mulyadi ini. Mereka menganggap kebijakan tersebut sebagai alternatif solusi yang nyata dalam menghadapi perilaku remaja yang semakin sulit dikendalikan.
Menariknya, respon masyarakat meluas hingga mencakup anggota keluarga lain yang dianggap perlu “disadarkan”. Tidak sedikit warga yang berharap keluarganya juga dikirim ke barak demi perubahan sikap dan pola hidup yang lebih baik.
Salah satu kisah yang menyita perhatian publik datang dari pengguna TikTok bernama @GITA. Ia mengunggah komentar kepada Kang Dedi Mulyadi dan meminta agar ibunya dikirim ke barak militer karena kebiasaan berutang secara berlebihan.
Dalam komentarnya yang viral, Gita mengaku telah membantu melunasi utang ibunya sebesar Rp15 juta. Namun, sang ibu kembali mengajukan pinjaman baru senilai Rp20 juta melalui jalur bank emok atau pinjaman informal berbunga tinggi. Ia merasa frustrasi karena usahanya selama ini sia-sia akibat kebiasaan ibunya yang tidak berubah.
Gita pun tidak meminta bantuan uang dari pemerintah. Ia hanya memohon agar ibunya bisa dibina di barak militer seperti anak-anak nakal lainnya, agar mampu memahami dampak dari tindakannya sendiri. Komentar tersebut kemudian diunggah ulang oleh akun resmi TikTok @dedimulyadiofficial dan langsung menjadi viral dengan ribuan komentar
.“Baca Juga: Clair Obscur Tuai Pujian Presiden Prancis”
Fenomena ibu-ibu berutang di bank emok bukan hal baru, terutama di wilayah pedesaan Indonesia. Bank emok, sebutan untuk lembaga pinjaman informal dengan sistem bunga tinggi, menawarkan proses mudah yang membuat banyak ibu rumah tangga tergoda meminjam uang secara impulsif.
Sayangnya, utang yang terus menumpuk sering kali tidak bisa ditangani oleh peminjam sendiri. Akibatnya, anak-anak mereka yang masih berjuang secara ekonomi terpaksa ikut menanggung beban tersebut. Ini tidak hanya berdampak pada kondisi finansial mereka, tetapi juga memicu tekanan emosional yang cukup berat.
Generasi muda seperti Gita sering berada di tengah dilema besar. Mereka ingin membantu orangtua, namun juga merasa kewalahan karena harus mengorbankan masa depan sendiri. Beban moral, finansial, dan psikologis menjadi satu dalam lingkaran yang sulit diputus. Permintaan Gita kepada Kang Dedi mencerminkan keresahan nyata masyarakat terhadap fenomena sosial ini.
“Baca Juga: Verstappen Ditawari Rp5 Triliun untuk Hengkang dari Red Bull”